Fivever Friends

Fivever Friends
HIJOU In Bali

Selasa, 30 November 2010

Dalam Sekejap Rindu Itu Tlah Menyeruak


Dalam sekejap rindu itu tlah menyeruak ….
Kita baru saja bertemu di dalam keheningan sebuah ruang persegi yang tak begitu luas
Di ruang itu terdapat meja dan kursi kayu yang menjadi saksi bisu
Kita pernah bercengkrama mengadu gundah kenakalan remaja
Kita pernah berbagi senyuman atas nikmat yang tak pernah terduga


Dalam sekejap rindu itu tlah menyeruak ….
4 bulan lamanya kita bersama menjalani hari-hari dengan segala kepenatan aktivitas
Tak jarang kau mengeluh, hingga ruang persegi itu dipenuhi suara-suara bagai deru mesin
Aku lelah bahkan terkadang marah
Jika tak mampu menghentikan suara deru mesin yang kalian ciptakan itu


Dalam sekejap rindu itu tlah menyeruak ….
Kita pernah bersama menghilangkan jenuh yang kadang bersemayam
Dengan canda dan tawa yang kalian ciptakan
Seseorang berkata, kita mendapat anugrah,ketika kita berbagi cerita
Mungkin benar...karna di sini kita dapat semua yang tak terduga


Rasa kekeluargaan dari semua bagian
Serta hikmah yang tak pernah terduga
Dalam sekejap rindu itu tlah menyeruak ….
Mungkinkah kita kan saling merindu jika tak lagi bertemu?
Karna kisah kita tak akan pernah terulang !

Minggu, 14 November 2010

KARMA

Ketika kau tumbuh dewasa, kehidupan mungkin akan menenggelamkanmu pada sebuah masa
Masa, saat semua manusia tak mendengarkan teriakanmu
Saat dua bola mata bahkan ribuan pasang mata memandang picik ke arahmu
Saat kerja kerasmu tak dihargai
Saat kau berteriak menahan perih tanpa ada satu pun yang peduli
Jika itu terjadi, maka tersenyumlah
Tertawalah dengan rasa bahagia
Berlarilah, hampiri mereka satu persatu
Lalu kutuk mereka dalam hatimu
KARMA itu ada
KARMA  itu ada
Kau akan tahu rasanya jadi diriku !!!

Penipu Cinta

Sabtu, 25 September 2010
Untukmu, yang telah menyayat hati ini!


Pernah memilikimu, layaknya seperti sebuah mimpi yang hadir saat aku tak pernah memejamkan mata.. Karena saat itu aku takut, saat membuka mataku kembali kau telah pergi. Aku selalu berusaha terjaga, tak ingin bangun dari mimpi dan angan yang mungkin indah bagiku. Betapa tidak, kau adalah jawaban doaku pada Tuhan. Sungguh yang aku inginkan adalah lelaki sepertimu. Hingga aku menggantungkan angan setinggi langit, sedalam lautan, seluas samudera… Mungkin memang cara mendapatkan cintaku terlalu mudah, aku tak pernah berpikir untuk mencari tahu terlebih dahulu siapa sebenarnya dirimu? Apakah benar ada cinta untukku? Kata-katamu memang semanis madu, bahkan setajam pisau yang kini menyayat pedih hatiku. Dan aku dengan mudahnya tertipu, terjatuh di pelukan cinta palsumu. Betapa tidak, aku hanya sebagai pelarian saja bukan!!!!
Perlahan kau angkat aku hingga ke ujung langit. Baru kurasakan sebentar hangat cintamu, tiba-tiba kau hempaskan begitu saja semua harapku tentangmu. Aku berpikir kau adalah cerita cintaku yang terakhir, yang akan menyudahi semua kegelisahan, kegundahan, bahkan kesepianku. Aku berpikir semuanya kini akan berakhir bahagia.

Baru saja kutulis namamu di diary harianku
Belum habis semua rasa bahagia kutuang
Haruskah kini kutuliskan tentang lara,
tentang kenyataan yang kutahu akhirnya ?
Kau pergi saat ku masih ternganga
Terbuai segala pesona rasa jatuh cinta
Haruskah kurobek semua seolah tak pernah ada ?


Kini, haruskah aku menganggapmu hanyalah selaksa sampah di tepian laut mati. Kotor, bahkan sangat hina! Hanya untuk mengobati kekecewaanku atas kekagumanku padamu di hari sebelumnya, sebelum hari penghianatanmu ini! Karena hari ini dan selamanya, kukatakan bahwa aku MENYESAL telah mengenalmu dan memberikan tulus cintaku padamu.
Sungguh, telah habis semua rasa yang berkecamuk dalam dada. Rasanya kini yang tertinggal hanya kepahitan seumpama perilakumu yang seperti rasa empedu! Maka, benar jika aku katakan, tak dapat lagi kau peroleh ampunku dengan apa pun juga? Pikirmu apa yang masih kamu miliki? Cinta berbuah madu maupun cinta berlapis emaskah? Meski kau jual dirimu sekalipun tak dapat lagi kau beli maafku! Harga maafku adalah harga sebuah nyawa. Penghianatanmu telah membunuh seluruh ragaku. Maka ragamu pun harus mati oleh sebuah KARMA. Beribu hari lamanya cemeti penghianatanmu mencabik-cabik cinta tulusku. Ternyata bilur-bilur penyesalannya hanya menyiksa diriku seorang ...

Harusnya aku mencampakkanmu
Di kala langit tak bermentari
Di kala awan t’lah menghitam
Harusnya aku membunuh sandiwara cintamu
Saat kedua kakimu melemah
Ketika datang semua gundah
Harusnya aku belum terlambat
Jika aku dapat menahanmu beranjak
Pergi menghilang dariku dan kembali memasang jerat





            JUWIETHA

Jawabnya..

Kamis, 1 Juli 2010

Tentang isi hati..
Untukmu…


Bagiku keputusan untuk menjadi kekasihmu tidak hanya dengan jawaban “ya“ atau “tidak”. Jika aku katakan “ya”, mungkin akan ada banyak pihak yang menentang hubungan kita. Dan kalau pun aku katakan “ya” sampai kapan kita harus menyembunyikan hubungan ini dengan keluargaku, bahkan dengan orang di sekitarmu. Tapi jika kukatakan “tidak” aku tak bisa pungkiri, mungkin tak akan kutemui lagi cinta, sebesar cintamu yang katamu sejak awal pertemuan itu telah bertumbuh di hatimu. Dan sungguh, jika aku mengatakan “tidak” mungkin kau akan kecewa, marah, bahkan mungkin kau akan membenciku, menjauhiku. Dan jika itu terjadi, sungguh aku akan bersedih, karena pasti hidupku, hatiku akan terasa sepi tanpa ungkapan cinta dari bibirmu. Aku pasti akan merasa kehilangan.
Jadi, kumohon mengertilah perasaanku. Jawaban “ya” atau “tidak” menjadi kekasihmu bagai dilema besar untukku. Aku tak bisa memilih salah satu dari kata “ya” dan “tidak” itu. Keduanya bagai pisau yang akan menghujam dan membunuhku, pasti akan ada yang terluka, dan kecewa jika aku memilih satu diantara dua pilihan jawaban itu. Sungguh aku tak ingin menyakiti siapapun, kau atau pun mama. Karna bagaimanapun, orang tuaku maupun orang disekitarmu tak akan menyetujui hubungan kita. Walau hati yang berbicara, kita tak akan pernah bisa memaksakan kehendak untuk bersama.
Maka satu pilihan yang ada hanyalah menjalani hubungan ini dengan apa adanya. Biarlah mengalir seperti air. Pada suatu saat ia pun akan tahu tujuannya akan ke mana. Jika memang kita berjodoh, pasti kita akan dipersatukan oleh Tuhan. Maafkan aku, jika keputusan ini tak sesuai dengan harapanmu. Keputusan ini kupilih karna aku sayang kamu, aku tak ingin orang lain menyakitimu, menghinamu, bahkan mengolok-olokmu. Jadi, mengertilah……

Suara Hati

Ku Tak Bisa

Dia menatapku dari kejauhan
Tatapannya tajam dan penuh keraguan
Andai saja tatapan itu masih seperti dulu
Laksana pohon yang menyaring terik matahari
Dan hanya menyisakan kesejukan

Ku tak bisa membiarkan tatapan itu berlalu
Aku menghindar dari dirinya
Namun tak dapat aku memungkirinya
Bahwa aku masih mencintainya

Kehadiran seorang wanita sebagai orang ketiga
Memaksaku menggigit bibirku kuat-kuat
Untuk menahan perih yang menusuk hati

Betapa dia yang ku cinta
Menarikku ke dalam lautan yang luas membentang
Dan  sekarang menghempaskanku jauh-jauh dari dirinya.



Kumpulan Puisi
Oleh Juwita Rouly

Pujaanku, Belahan Jiwaku, Mama..

Untukmu Mama …

Aku tak pernah cerita tentang ungkapan hati ini
Karena hati ini selalu berdebat dengan pikiranku
Aku tak pernah cerita tentang ungkapan hati ini
Karena mulut ini terlalu beku
Tapi yang pasti hati ini akan selalu mengharapkan
Ribuan cinta dari dalam hatimu, Untukku mama …
Aku sadar, Mama takkan mampu berjanji
Menemani hariku hingga hembusan nafasku berhenti
Tapi jika Mama terima, biarkan aku mencintai Mama
Selamanya.. Hingga takdir yang kan memisahkan
Biarkan kuberikan semua cinta yang kupunya
Biarkan aku menjadi pengabulan dari doa Mama
Wujudkan segala harap juga impianmu tentangku
Untuk menjadi anak kebanggaanmu, Ma


Kumpulan Puisi
Oleh Juwita Rouly

Mantan Terindah

Kamis, 1 July 2010
Untukmu, mantan terindah…


Maaf, jika aku harus mengakui sebutan mantan terindah itu aku tujukan padamu. Bukan tanpa alasan, hati ini yang berbicara karna kau lah hal terindah yang pernah aku miliki. Dan hingga kini, bayangmu masih merama-rama dalam benakku, dalam hatiku. Sengaja kugoreskan sepucuk surat ini, agar kau tahu betapa aku masih menyimpan semua kenangan tentangmu. Sesungguhnya aku masih ingin menunggumu dengan segenggam harapan kau kembali seperti dulu. Tahukah kau, setiap harinya aku menunggu hadirnya senja saat kau menutup harimu, menunggumu datang untuk sekedar menyapaku, atau sekedar menanyakan bagaimana keadaan hatiku setelah lama kau tinggal pergi dan berkelana. Perasaanku memang terluka, namun sayangku, kasihku padamu tak pernah sirna, karena aku masih mencintaimu.